Sunday, October 20, 2013

Elementary, My Dear Sherlock Holmes(es) - Part 2

Continuing from the previous post, I will still talk about Sherlock Holmes. But this time is more specific -- I'm gonna talk about these recent Sherlock Holmes adaptations:
1. Sherlock Holmes and Sherlock Holmes: A Game of Shadows, films directed by Guy Ritchie
2. Sherlock, aired by BBC
3. Elementary, aired by CBS


Seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya, saya nggak bermaksud untuk membandingkan adaptasi-adaptasi ini satu sama lain. Saya di sini hanya sebatas mengoceh dan mengeluarkan pendapat, juga sekalian fangirling hehe. Saya suka semua adaptasi Sherlock Holmes, mulai dari jamannya Jeremy Brett di serial Sherlock Holmes (1984-1994), Nicholas Rowe di Young Sherlock Holmes (1985), sampai sekarang yang paling baru adalah Jonny Lee Miller di Elementary (2012, ongoing). Ada yang lebih baru lagi, yaitu serial Sherlock Holmes versi Rusia (diperankan Igor Petrenko), tapi belum tayang, mungkin sekitar musim gugur tahun ini.

Yuk ah, langsung aja kita bahas :D

PERHATIAN! Bagi kalian yang belum pernah menonton salah satu dari tiga adaptasi Sherlock Holmes yang sudah disebutkan di atas dan ada keinginan untuk menontonnya nanti, saya sarankan jangan baca posting ini. SPOILER ALERT! (Kecuali kalau kalian suka spoiler...)

WARNING! For those who haven't seen one of three Sherlock Holmes adaptations that I mentioned above and planning to watch them later, I suggest you to leave this post. SPOILER ALERT! (Except if you love spoiler...)

Beuh. Gaya banget pakai bilingual.

Okay. Ready, set, go!



OVERVIEW

Sherlock Holmes dan Sherlock Holmes: A Game of Shadows


Disutradarai oleh Guy Ritchie, Sherlock Holmes (2009) bercerita tentang Sherlock Holmes (Robert Downey, Jr.), seorang consulting detective yang mencoba untuk memecahkan kasus yang tampaknya berkaitan dengan sihir hitam, dibantu oleh rekannya Dr. John Watson (Jude Law). Pada sekuelnya, Sherlock Holmes: A Game of Shadows (2011), Holmes beraksi lagi. Kali ini ia menyelidiki rentetan kasus yang membawanya bertemu dengan archnemesis-nya, Professor James Moriarty (Jared Harris). Latar yang dipakai ini tidak jauh dari yang di novel-novelnya, sehingga terasa lebih real.

Sherlock


Serial TV yang mulai tayang di BBC pada tahun 2010 ini merupakan adaptasi Sherlock Holmes versi modern. Satu season terdiri dari tiga episode yang masing-masing berdurasi 90 menit. Sherlock Holmes (Benedict Cumberbatch), bersama dengan rekannya John Watson (Martin Freeman), mengungkap kasus-kasus yang memang berdasar pada novel-novel Sherlock Holmes karya Sir Arthur Conan Doyle, hanya saja ini dimodernisasikan. Tentu saja, karena modern, penggunaan ponsel, GPS, dan internet pun sering muncul di adaptasi yang satu ini.

Elementary


Dituding menjiplak Sherlock, bahkan saat pertama kali diumumkan keeksisannya, Elementary tetap tayang untuk warga Amerika di CBS pertama kalinya pada September 2012. Tak disangka, Elementary yang awalnya menuai kontroversi ini mendapat sambutan hangat karena walaupun berlatar modern seperti Sherlock, Holmes (Jonny Lee Miller) di sini adalah detektif Inggris yang berdomisili di New York dalam rangka memulihkan kecanduannya pada drugs. Proses pemulihannya itu dibantu oleh seorang sober companion, Joan Watson (Lucy Liu) yang tinggal bersamanya. Yes, Watson is a woman here, and she is a sober companion who supervised Holmes. Premise-nya saja sudah beda jauh dari Sherlock--orang-orang memang selalu seenak jidat menilai. Makanya lihat dulu seperti apa Elementary, baru komentar macam-macam. Konsep Elementary sama seperti kebanyakan serial TV Amerika, satu kasus per episode, dan 24 episode untuk season pertamanya.

Sekarang kita masuk ke karakternya, yuk simak!

SHERLOCK HOLMES
(Robert Downey, Jr. - Benedict Cumberbatch - Jonny Lee Miller)


Sherlock Holmes adalah detektif berkebangsaan Inggris. Para pemerannya -- Robert Downey, Jr. adalah orang Amerika, sedangkan Benedict Cumberbatch dan Jonny Lee Miller adalah orang Inggris. Secara kebangsaan, Benny dan JLM memang punya nilai plus dalam memerankan karakter Holmes. Tapi, apa itu berarti RDJ jelek? Tidak. Walaupun ia orang Amerika, ia bisa menggunakan aksen British dengan bagus berkat perannya sebagai Charlie Chaplin di film Chaplin.
Secara fisik, mungkin RDJ-lah yang mendekati Holmes versi novelnya, karena Benny dan JLM masih sedikit lebih muda menurut saya (ya, menurut saya, karena saya yang nulis di sini. Kalau nggak setuju, ya silakan). Secara sifat, well, ketiganya mendekati. RDJ, Benny, dan JLM memerankan Sherlock Holmes dengan sangat apik. Sifat-sifat Holmes bisa dengan cepat menyatu dengan jiwa mereka.
Secara reaksi dari penonton... oke, yang satu ini memang 'keramat' banget kalau dibahas. Pendapat orang kan beda-beda, ya nggak? Tapi saya di sini bahas yang benar-benar terjadi pada mereka ya.
RDJ adalah aktor pertama yang memenangkan Golden Globe Award for Best Actor dalam memerankan Sherlock Holmes. Aktingnya di film pertama Sherlock Holmes sangat kuat dan dipuji habis-habisan. Tapi, setelah Sherlock muncul, orang-orang mulai membandingkannya dengan Benny, yang super ultra mega extra keren jadi Holmes. Aktingnya diganjar nominasi BAFTA, tapi nggak menang (please deh, jurinya gimana sih). Sherlock memang booming banget, apalagi imbasnya, Benny jadi diajak main film-film besar sama sutradara-sutradara terkenal Hollywood, termasuk Steven Spielberg (War Horse) dan J.J. Abrams (Star Trek Into Darkness). Saat Benny lagi naik daun itulah, Elementary muncul dan memperkenalkan JLM sebagai Holmes. JLM dan Benny pernah main bareng di versi teaternya Frankenstein, bergantian memerankan Victor Frankenstein dan makhluk buatannya. Meski begitu, Benny tetap mendukung penuh JLM dalam memerankan Holmes. Banyak juga yang memuji akting JLM sebagai Holmes yang mantan drug addict di Elementary, termasuk saya hehe. Walaupun nggak se-booming RDJ dan Benny, JLM dapat nominasi Teen Choice Awards 2013 loh! Saya yakin, ke depannya bakal makin top deh dia.
Sedikit trivia: Benedict Cumberbatch bertemain baik dengan Jonny Lee Miller dan ngefans banget sama Robert Downey, Jr.! :')

DR. JOHN WATSON/JOAN WATSON
(Jude Law - Martin Freeman - Lucy Liu)


Ini dia si sidekick sekaligus teman sekamar Sherlock Holmes, Dr. John Watson! Jika membicarakan Holmes, rasanya mustahil kalau kita nggak bawa-bawa nama Watson. Jude Law, Martin Freeman, dan Lucy Liu memerankan partner setia Holmes di ketiga adaptasi yang saya bahas ini. Tentu saja, karakteristik Watson dari mereka sendiri berbeda-beda.
Secara fisik dan penampilan, lagi-lagi filmnya Guy Ritchie yang menurut saya mendekati. Apa yang membuat seperti itu? Ya, kumis! John Watson itu kumisan. Dan di antara ketiga Watson ini, yang kumisan cuma Jude. Tapi, sekali lagi, mereka berada di adaptasi yang berbeda-beda, otomatis karakter Watson-nya juga berbeda-beda, nggak harus sama plek dengan novelnya. Sherlock Holmes kan sekarang sudah jadi tokoh sejuta umat, artinya siapapun bisa membuat cerita tentangnya.
Secara karakteristik, sudah saya jelaskan barusan. Jude dan Martin memang mendekati karakteristik Watson di novel, tapi tetap terasa berbeda. Nah, kalau Watson-nya Lucy, selain dia adalah wanita, dia juga seorang mantan dokter yang menjadi seorang sober companion yang membantu Holmes untuk menjauh dari drugs. Itu yang membuatnya tinggal serumah dengan Holmes. Seiring Elementary berjalan, Joan Watson lambat laun belajar tentang ilmu kedetektifan dari Holmes dan terkadang membantunya memecahkan kasus.
Lalu, secara reaksi penonton, mereka bertiga pun dipuji. Jude dan Martin paling banyak dipuji karena mereka lebih menguatkan karakter Holmes di adaptasinya masing-masing. Kalau untuk Lucy, walaupun para fans Holmes sempat kaget karena Watson-nya jadi wanita, aktingnya tetap mendapat sambutan positif. Martin memenangkan BAFTA for Best Supporting Role dalam perannya sebagai Watson. Jude dan Lucy juga mendapat nominasi di beberapa ajang penghargaan. Baru-baru ini Lucy diganjar Choice TV Actress: Action di Teen Choice Awards 2013 lho! Congrats, Luce :D

INSPECTOR LESTRADE/INSPECTOR GREGSON
(Eddie Marsan - Rupert Graves - Aidan Quinn)


Karena Sherlock Holmes adalah consulting detective, pasti ada dong pihak kepolisian yang sering meminta bantuannya. Inspektur polisi yang terkenal dari cerita Sherlock Holmes adalah Inspector Lestrade. Lestrade muncul di film Sherlock Holmes, diperankan oleh Eddie Marsan, dan di Sherlock, diperankan Rupert Graves. Di Elementary, sosok Lestrade digantikan oleh Inspector Tommy Gregson (nama di novelnya Tobias Gregson), diperankan Aidan Quinn, yang juga merupakan karakter minor pada cerita Sherlock Holmes. Di novelnya digambarkan bahwa Lestrade dan Gregson adalah rival di Scotland Yard.
Lestrade-nya Eddie dan Lestrade-nya Rupert hampir sama, hanya saja karena Rupert memerankan versi modern-nya, karakter Lestrade-nya dibuat lebih real, terlihat lebih muda, dan well, modern. Sedangkan di Elementary, Aidan memerankan Gregson dengan baik. Menurut saya, pemilihan tokoh Gregson, bukan Lestrade, yang menjadi pihak kepolisian di serial ini untuk membedakan diri dari Sherlock. Baik tokoh Lestrade maupun Gregson di adaptasi-adaptasi ini rasanya sama saja, yaitu sebagai inspector-who-asks-Holmes-for-help, hanya nama yang berbeda. Tapi tentu, berbeda latar tempat dan waktu, berbeda pula karakteristik mereka.
Nama Lestrade ditunjukkan sebagai Inspector G. Lestrade. Tidak diberitahu singkatan dari apakah 'G' itu, tetapi di Sherlock, nama lengkap Lestrade adalah Greg Lestrade. Entah 'G' itu benar-benar 'Greg', atau--yang saya asumsikan dengan sok tahu--Greg Lestrade itu sebenarnya gabungan dari Inspector Gregson dan Inspector Lestrade. Ya, bisa saja kan? Suka-suka si creator Sherlock-nya dong, haha.
Oh, sebagai tambahan, saya baru nonton episode pertamanya Elementary season 2. Ternyata karakter Lestrade akhirnya dimunculkan di Elementary (diperankan oleh Sean Pertwee), sebagai seorang mantan detektif yang bermasalah yang dulunya adalah teman Holmes. Tapi, yang kita bahas di sini adalah sosok dari kepolisian yang meminta bantuan Holmes. Jadi, saya tetap mencantumkan Inspector Gregson sebagai wakil dari Elementary.

IRENE ADLER
(Rachel McAdams - Lara Pulver - Natalie Dormer)


Siapa wanita yang bisa membuat Sherlock Holmes terkagum-kagum? Tidak lain dan tidak bukan: Irene Adler. Meski muncul hanya di satu cerita pendek Sherlock Holmes, A Scandal in Bohemia, Adler sering disebut-sebut sebagai romantic interest dari Holmes.
Irene Adler, diperankan dengan apik oleh Rachel McAdams, muncul sebagai tokoh sentral di film Sherlock Holmes, dan muncul di awal Sherlock Holmes: A Game of Shadows. Sedangkan di Sherlock, Irene diperankan oleh Lara Pulver sebagai versi modern dan lebih 'wah' dari yang ada di novelnya, dan muncul hanya pada satu episode (S02E01, The Scandal in Belgravia). Untuk Elementary, peran ini dipercayakan kepada Natalie Dormer, yang muncul di tiga episode terakhir season 1.
Secara umum, pilihan pemeran Irene Adler ini sudah cukup baik. Cantik dan berkarakter cukup misterius. Awalnya saya ragu dengan pemilihan Rachel untuk film Sherlock Holmes. Tapi, ternyata dia sangat bagus memerankannya, walaupun jenjang umurnya dan umur RDJ sangat jauh dan itu terlihat jelas. Entah seharusnya Irene dibuat lebih tua atau Holmes dibuat lebih muda--tapi, saya sudah jatuh cinta dengan pemeran-pemerannya. Lara sangat cocok memerankan Irene versi Sherlock yang seductive dan tidak bisa ditebak bahkan oleh seorang Holmes sekalipun. Karena itu, Holmes diam-diam mengaguminya. Lara memerankannya dengan sempurna, apalagi chemistry-nya dengan Benny sangat erat. Walaupun secara umur lebih muda, tetapi Lara terlihat sedikit lebih tua dari Benny, mungkin karena pengaruh make up. Lain Rachel dan Lara, lain pula Natalie. Diceritakan bahwa Irene versi Elementary ini adalah kekasih lama Holmes yang sudah meninggal karena dibunuh oleh pembunuh berkode 'M'. Tapi ternyata ia diculik dan disembunyikan oleh criminal mastermind bernama Moriarty. Irene akhirnya ditemukan oleh Holmes dan Watson dalam keadaan shock. Reaksi Holmes-nya JLM boleh juga ketika ia pertama kali melihat Irene setelah mengira kalau dia sudah mati. Chemistry-nya juga pas sekali.
Para penonton dan penggemar Sherlock Holmes menerima ketiga versi Irene yang berbeda itu dengan senang hati... dan shock tentu saja :D Kok shock? Yuk simak bahasan selanjutnya!

MORIARTY
(Jared Harris - Andrew Scott - Natalie Dormer)


Ada pahlawan, pasti ada penjahat. Ada detektif, pasti ada kriminal. Ada Holmes, pasti ada Moriarty. Di novelnya, Moriarty adalah seorang profesor yang juga seorang criminal mastermind yang melindungi hampir seluruh kriminal di Inggris dalam pertukaran untuk kepatuhan mereka terhadapnya, dan juga pembagian keuntungan mereka. Siapa saja yang dipercayai untuk memerankan tokoh sakral ini?
Jared Harris muncul sebagai Professor Moriarty di Sherlock Holmes: A Game of Shadows. Sebelumnya, Moriarty muncul dalam bentuk sosok bayangan di film pertamanya. Rumor bilang bahwa Brad Pitt tadinya akan memerankan Moriarty, tetapi akhirnya peran itu jatuh ke tangan Jared. Di Sherlock, peran Moriarty dibawakan oleh aktor yang lebih muda, Andrew Scott. Sedangkan di Elementary, sosok Moriarty menjadi kejutan tersendiri karena Irene Adler (Natalie Dormer) yang sangat Holmes cintai itu sebenarnya adalah Moriarty.
Moriarty yang dibawakan Jared kurang terlihat licik dan jahat, walaupun dari segi aksi, memang bisa terlihat bahwa dia adalah Moriarty yang kejam. Applause untuk Andrew, karena sudah bisa membawakan Moriarty modern sesuai ekspektasi saya--licik, kejam, dan sangat, sangat menyebalkan. Tetapi Andrew punya satu kelemahan: ia terlalu ganteng untuk menjadi Moriarty. Yes, good looking! Moriarty digambarkan sebagai sosok yang kurus dan jahat. Saya masih bisa memakluminya, karena ini adaptasi Sherlock Holmes modern dan karakternya dibuat suka-suka creator-nya. Dan Moriarty versi Andrew pun menjadi sasaran para fangirls untuk digilai. Untuk Elementary, pertama kali saya tahu bahwa Irene adalah Moriarty, saya shock bukan main. There was never Irene Adler, she was always Moriarty. Ia memakai nama Irene Adler dan aksen Amerika untuk mendekati Holmes dan mengalihkannya dari rencana-rencananya sebagai criminal mastermind. Saya senang dengan ide yang baru ini, apalagi sebelumnya saya ingin sekali melihat Moriarty yang berbeda dari biasanya. Reaksi penonton ada yang positif dan negatif. Reaksi negatif datang dari mereka-mereka yang merasa ditipu habis-habisan setelah menunggu selama 24 episode untuk melihat sosok Moriarty si professor licik yang sudah tertanam di kepala mereka. Bahkan, mereka menginginkan Hugh Laurie atau Benedict Cumberbatch untuk memerankan Moriarty di Elementary (haha ya kali, guys. Tapi bakal keren banget tuh!), berhadapan dengan JLM. But guys, this is a modern and re-tell version of Sherlock Holmes! Anything, anything can happen. Saya salut sama writer-nya, kepikiran gitu ya menjadikan sosok yang dicintai Holmes, menjadi musuhnya. Next time kita buat Watson yang jadi Moriarty, atau sekalian, Holmes dan Moriarty adalah orang yang sama, tapi mereka nggak sadar karena mereka punya multiple personality disorder hahaha ngaco banget.

---

That's it! Itu dia ocehan-ocehan saya tentang tiga adaptasi terbaru dari Sherlock Holmes. Maaf kalau di antara kalian ada yang merasa di-spoiler-in (don't say I didn't warn you!), atau malah berpikir "ah, nggak penting banget post ini." Silakan saja berbuat sesuka hati Anda, yang penting, saya merasa lega telah mengeluarkan pikiran saya tentang adaptasi-adaptasi ini.

What about now?
Film Sherlock Holmes ke 3 belum diproduksi, tapi Jude Law bilang bahwa it can happen. Jadi, kita nggak perlu berharap banyak guys. Berdoa aja semoga film ke 3 akan dibuat dan secepatnya tayang.
Sherlock, yang terakhir kali nongol di BBC pada Januari 2012 lalu, akan kembali lagi untuk Series 3-nya pada awal 2014 nanti, itu juga kalau nggak ditunda lagi sama produsernya. Awalnya Sherlock diperkirakan tayang September ini, but it was just bullsh*t. Gila banget Sherlock hiatusnya, dua tahun men! Tapi saya yakin, it's worth the wait. Waiting is all that we can do now.
Sedangkan Elementary baru saja memasuki season 2, dan sudah tayang 2 episode. So far, so good. Can't wait to meet the new enemy of Sherlock Holmes!


"How often have I said to you that when you have eliminated the impossible, whatever remains, however improbable, must be the truth?"
- Sherlock Holmes (from The Sign of Four)


Pics were taken from Google, then were made into a collage by me.

5 comments:

  1. saiia baca dari atas pe bawah...
    angkat topi! salut mantap!!
    saiia termasuk yang demen ma 3 adaptasi sherlock yang di tulis di atas juga :)

    ReplyDelete
  2. Amazing...anda luar biasa...

    ReplyDelete
  3. Udah liat keduanya tapi yang elementary belum pernah, keliatannya rame juga yg elementary. Ah tapi saya suka sama yang jadi moriarty versi modern XD lucu gitu kalo ngomong

    ReplyDelete
  4. blog yang bagus dan menarik
    semua film bagus asal menekankan di kasus bukan hanya pemainnya saja
    saya lebih cebderung suka sama elementary, kasus nya menarik, cerdas dan berbobot
    kalau sherlocknya BBC cuma menekankan pada pemainnya, kasusnya bodong alias mbosenin. hal yg gak penting terlalu dibahas kayak kawinnya john watson.
    maaf kalo nyinggung para sherlocked dan sherlockian yg suka sama sherlock BBC saya bicara fakta

    ReplyDelete
  5. Mampir ksini gegarabhugling ttg Irene Adler elementary. Tenkiuuu somaachhh mb, love this

    ReplyDelete

Tell me what do you think about this posting. Anything! Good or bad, I'm ready to receive it.