Saturday, May 18, 2013

Arsitek Film

Salah satu dosen saya (sekarang sudah almarhum) tidak suka dengan istilah macam yang saya gunakan pada judul posting ini. Beliau tidak setuju dengan istilah-istilah demikian, contoh lainnya adalah arsitek sepak bola--yang berarti pelatih atau manajer suatu klub--karena menurut beliau, arsitek adalah arsitek, seseorang yang merancang atau mendesain sebuah bangunan, seseorang yang bekerja di bidang arsitektur.

Tapi, saya mau agak-agak bandel sedikit di posting ini dengan beberapa pertimbangan:
1. Saya mahasiswa jurusan arsitektur yang sangat tergila-gila dengan film,
2. Saya lagi capek ngerjain tugas besar,
3. Seperti kebanyakan posting di blog saya, posting yang ini pun akan berakhir gaje.

Yuhuuu!
Cukup dengan pembukaan yang menggunakan bahasa baku (pegel loh nulisnya -_-), sekarang kita ber-4L4y ria! Hohoho kidding. Serius, saya bercanda.

Kenapa ya judul posting ini kok agak-agak aneh bin nggak nyambung bin nggak koheren bin Widya banget? Sebenarnya, sebelum nulis posting ini, saya sempet search di Google tentang 'arsitek film', tapi yang keluar malah film-film tentang arsitek. Jadi ceritanya tuh saya mau ikutin istilah 'arsitek sepak bola' gitu, tapi berhubung yang akan saya bahas adalah FILM, ya saya ganti jadi 'arsitek film'. Nah, sekarang jelas kan kenapa yang saya jelasin di pembukaan tadi adalah 'arsitek sepak bola'? Yap, karena saya tahunya cuma itu...

Oke, back to the topic!
Lho, topiknya apa? Yang jelas bukan topik hidayat atau topiku bundar ya! (Itu mah topi saya bundar, Wid--ah, mulai terserang penyakit gaje nih! Jangan kabur dulu ya sebelum selesai membaca posting ini pemirsaaaah!). Topiknya....... ya itu tadi: ARSITEK FILM, atau kalau menurut ke-soktahu-an saya, ini istilah untuk SUTRADARA atau kerennya DIRECTOR.

Alat perang arsitek dan sutradara

Bagi yang sudah kenal lama sama saya, pasti tahulah cita-cita saya yang sebenarnya adalah berkecimpung di dunia perfilman, entah itu sutradara atau sekadar kru yang kerjanya megang-megang kabel doang. Beberapa teman SMA saya menganjurkan saya untuk melanjutkan ke sekolah film, which was quite impossible because universitas negeri di Indonesia nggak ada yang buka jurusan perfilman. Dulu saya pengen banget masuk universitas negeri untuk meringankan beban orang tua, tapi jurusan yang saya inginkan nggak ada di universitas negeri. Kebayang betapa galaunya saya saat itu? Nggak usah dibayangin, ternyata saya nggak galau-galau banget kok.

Sebelum lanjut, flashback dikit ya. Dulu orang tua saya pengen banget anak sulungnya ini jadi dokter pertama di keluarga karena dari keluarga Mama atau Papa belum ada yang jadi dokter. Saya sih mau-mau aja, dokter bo'! Tapi, kendala paling besar adalah: saya malas. Kendala paling besar kedua: saya nggak suka a.k.a benci dunia akhirat (?) sama biologi. Kendala paling besar ketiga: saya malas (ya, dua dari tiga kendala besar yang bakal jadi pembatas antara saya dan Fakultas Kedokteran adalah MALAS). Jadi, I'm sorry goodbye deh ke FK.

Setelah itu, orang tua saya menyerahkan sepenuhnya masa depan saya kepada saya sendiri. Mereka hanya berperan dalam menunjang, sedangkan saya berperan penuh dalam proses menuju kesuksesan. Akhirnya saya bilang deh tuh ke Mama kalau saya pengen banget jadi filmmaker atau sutradara kayak Steven Spielberg dan Hanung Bramantyo. Beliau setuju-setuju aja, apalagi setelah saya bilang saya mau masuk salah satu universitas di Jakarta yang ada jurusan perfilmannya. Restu sudah didapat, terus apa lagi?

Jengjeng, ternyata universitas yang tadinya saya pilih itu bukan universitas negeri.

Waktu itu, pilihan saya adalah universitas negeri atau jurusan. Kalau mau universitas negeri, yo wes, I should give up about my dream. Kalau lebih pilih jurusannya, saya bisa langsung dapet penghargaan anak paling egois karena nggak mikirin kondisi orang tua saat itu. Gubrak. Sebesar apapun keinginan saya buat masuk sekolah film, itu nggak bisa mengalahkan keinginan saya untuk membahagiakan Mama-Papa.

So, here I am, an architecture student in one of the best state universities in Indonesia :')

Kok jauh amat banting setirnya dari film ke arsitektur? Nanti deh dijelasin, cukup tentang saya, sekarang masuk ke topik utamanya. ("Lho, jadi dari tadi yang dibahas bukan topik utama?! Buset dah ini orang banyak omong banget!" - Jarvis, 4 tahun, laptop saya yang songong)

Arsitek film. Saya menggunakan istilah itu untuk menjelaskan tentang sutradara karena saya adalah mahasiswa arsitektur. Memang nggak nyambung, tapi ya udahlah, saya kan emang demen banget ngomong ngalor ngidul nggak jelas. Arsitek dan arsitek film mempunyai beberapa kesamaan. Pertama, mereka sama-sama manusia. Pernah nggak liat kucing jadi arsitek atau gajah jadi sutradara? Enggak kan? Ya udah.

Ini arsitek (nyomot gambar dari Mbah Gugel)

Ini arsitek film a.k.a sutradara (maap yak Ben Affleck potonya tak pake, abis kan udah punya, biar nggak nyari di Mbah Gugel lagi -_-)


Kedua, mereka sama-sama mengepalai atau mengetuai sebuah proyek. Dalam membangun sebuah rumah, leader-nya tak lain dan tak bukan adalah arsitek. Begitu juga dalam membuat sebuah film, pasti yang jadi boss-nya adalah sutradara. Mau desainnya rumit atau biasa aja, terserah arsiteknya. Mau aktornya akting nangis, marah, atau jadi orang gila, sutradara yang mengarahkan.

Dalam membangun rumah, arsitek nggak bekerja sendiri. Ada insinyur, tukang bangunan, dan lain-lain yang membantu. Sutradara juga gitu. Anggaplah si screenwriter (penulis skenario) sama seperti kliennya seorang arsitek. Sutradara mendapat naskah, ia tinggal mengarahkan sesuai naskah tersebut. Tapi, peran sutradara bukan hanya sekadar mengikuti naskah, dia juga berhak untuk mengeluarkan pendapatnya sendiri. Makanya ikatan antara sutradara, writer, dan produser harus kuat. Kalau naskahnya bagus tetapi sutradaranya nggak berpengalaman, hancurlah film itu.

Kalau sutradara butuh aktor dan aktris untuk memperkuat filmnya, maka arsitek butuh material yang bagus. Coba bayangin kalau yang meranin Iron Man bukan Robert Downey Jr atau Daniel Radcliffe waktu itu nggak kepilih buat jadi Harry Potter. Gubrak moment banget kan? Sama kayak di arsitektur. Kalau Monas dibuat dari kayu? Gubrak moment part 2.

Banyak bangetlah kesamaan antara arsitek dan sutradara. Sekali lagi, saya menulis ini bukan semata-mata untuk membandingkan dua pekerjaan impian itu. Saya cuma ingin nyambung-nyambungin aja karena saya suka dengan arsitektur dan film. Saya memang masih duduk di semester 2 jurusan arsitektur dan pengetahuan saya tentang arsitek maupun arsitektur masih seupritpritprit. Saya akui saya suka menggambar, tapi saya nggak jago. Nah... 'suka' bukan berarti 'bisa' loh ya :)) Mana yang lebih penting: suka atau bisa? Kamu nggak mungkin bisa kalau kamu nggak suka. Kamu nggak mungkin suka kalau kamu nggak bisa. Ah, capek. Intinya, dua hal itu sama-sama penting.
Lanjut. Saya memang bukan mahasiswa jurusan perfilman atau kritikus film, tapi saya cintaaaahhhh dengan film sejak dulu. Mau film itu bagus atau jelek, pasti saya tonton. Saya nonton film sesuka hati, genre yang dipilih sesuai mood, dan seringnya saya nonton film berdasarkan aktornya, bukan review. Saya lebih hapal nama-nama aktor, aktris, atau sutradara ketimbang nama-nama arsitek -_- *gubrak moment part 3*

Oke, kawan, terima kasih sudah membuang-buang meluangkan waktu untuk membaca posting aneh bin nggak jelas ini :) Maaf ya kalau posting ini pointless dan nggak ada hikmah yang bisa diambil. Sejak kapan ya posting di blog ini ada hikmahnya? Nah, itulah bedanya blog saya sama acaranya Mama Dedeh.

Pesan buat adik-adik yang sedang berjuang untuk masuk universitas negeri: semangat.
Lho, kok loyo banget, Kak? Lagi males pake capslock soalnya ck. Oh iya satu lagi, jangan ikut-ikutan trend masa kini yang apa-apa galau, nggak keren, nggak lucu, dan nggak penting juga.
Misalnya nih, lagi nentuin mau masuk jurusan apa: "Aduh, galau!"
Lagi nentuin mau belajar atau enggak: "Aduh, galau!"
Lagi nentuin mau belajar matematika atau fisika dulu: "Aduh, galau!"
Lagi makan: "Aduh, galau!"
Lagi tidur: "Aduh *ngorok* galau..."
Apapun pilihan kalian, pasti ada hikmahnya kok, nggak kayak posting saya yang ini. Memang sih, harus hati-hati juga pilih jurusan, kalau enggak ya pasti bakal ngalamin gubrak moment. Pokoknya, tetap semangat lah ya!!!

PS: saya lagi sibuk ngerjain tugas-tugas besar yang datang kayak tsunami, sekaligus lagi Robert Downey Jr movie marathon dooonggg! Tunggu pembahasan movie marathon-nya ya! :D

Pics were taken from Google.

Saturday, April 13, 2013

Kind of a Short Hello

Just want to say hello because apparently my blog is dusty and full of spider webs. Sorry, GITG, I'm too busy to update you. Deadline is always coming for these deadly tasks ;_;

Until next time. (yep, I don't know when would it be)

Let's do the Running Man's Easy Brothers toast:
Feel! Touch! CROSS! *dziiing*

Saturday, March 16, 2013

Currently Addicted to: Running Man

Sebenarnya post ini udah jadi draft dari kapan tau, tapi baru bisa ter-publish sekarang.

Okay guys. If you really, personally know me, you know that I'm not really interested in Korean thingy. I did watch some K-dramas, but blah, it was just passing by.
Tapi sekarang, jengjeng, saya sedang tergila-gila sama variety show Korea yang satu ini. Awalnya Damar yang mengenalkannya pada saya (Juli 2012). Episode yang paling pertama saya tonton adalah episode 96, di mana Park Ji Sung (waktu itu masih di Manchester United) jadi bintang tamunya. Damar suruh saya nonton yang ini karena dia tahu saya suka MU (aww Dam :'D). Dan emang bener, ngakak pol nonton ini!
Tapi yang memberi saya 109 episode Running Man adalah Titi, teman kuliah saya. Jadi, thanks to both of you guys, I found a new addiction! :D




Running Man adalah variety show Korea di mana para member dan bintang tamunya harus menjalankan beberapa misi untuk memenangkan perlombaan. Pada episode-episode awal, mereka dikunci di dalam suatu tempat/landmark dan melakukan misi di dalamnya (favorit saya adalah kejar-kejaran di antara tim yang berbuah pencabutan nametag!). Tetapi format game berubah beberapa kali, jadi episode-episode sekarang ini (terhitung dari episode 48) tidak memerlukan landmark tetap. Dari awal mereka dibagi beberapa tim yang harus mengikuti balapan panjang (seperti Amazing Race gitu lah) dan melakukan beberapa misi di tengah-tengah balapan.

Untuk saat ini, Running Man mempunyai 7 member yang kocak dan gila. Siapa aja? Cekidot:

Yoo Jae Suk (유재석) -- MC utama Running Man yang dikenal dengan nickname seperti Grasshopper, Yooruce Willis, dan Yoo Hyuk. Jae Suk jago banget dalam hal kabur-kaburan. Siapapun yang mengejarnya pasti kelelahan. Karena sudah wara-wiri di dunia variety, Jae Suk sering kali pamer kedekatan dengan para bintang tamu. Di antara member Running Man, Jae Suk lah yang paling popular.

Ji Suk Jin (지석진) -- Dikenal dengan nickname Big Nose Hyung dan Impala, Suk Jin merupakan salah satu member terlemah di Running Man. Karena sering tereliminasi duluan, member lain suka menyebutnya sebagai "race starter", menunjukkan bahwa race yang sebenarnya resmi dimulai setelah dia tereliminasi. Walaupun begitu, dia tetap bangga dan sering menunjukkan kasih sayangnya pada istri dan anaknya.

Kim Jong Kook (김종국)-- The strongest Running Man member! Nickname-nya adalah Commander, Sparta-Kooks, Tiger, Coach Kook, dan kalau sedang berakting imut (ini membuat member lain kesal sekaligus ngeri) ia suka memanggil dirinya Kookie. Jong Kook juga memiliki insting detektif yang kuat, membuatnya hampir bisa dipastikan menang karena kekuatan dan instingnya itu. Tapi sayangnya, Jong Kook lemah kalau berhadapan dengan cewek.

Gary (개리) -- Rapper dari group Leessang, Gary yang mempunyai nickname Peaceful Gary, Monday Boyfriend, dan Straight-Going Gary ini masih baru di dunia variety. Gary sempat terlibat loveline dengan member Song Ji Hyo, membuat mereka dipanggil "Monday Couple". Gary dikenal sebagai dark horse di Running Man.

HaHa (하하) -- Karena penampilan fisiknya yang mirip dengan Pororo the Little Penguin, HaHa diberi nickname Haroro. Selain itu dia juga sering dipanggil playboy karena sering menggoda bintang tamu, tapi hal ini terhenti karena dia menikah, dan sejak saat itu ia sering dipanggil married man. HaHa sering diejek karena tingginya.

Lee Kwang Soo (이광수) -- Member paling lemah sekaligus paling tinggi di Running Man. Kwang Soo dikenal suka menciptakan cerita-cerita aneh tentang member lain (terutama Ji Hyo) yang membuatnya diberi nickname Framer. Nickname lainnya adalah Giraffe, Kwang-vatar, Kwang-Potter, dan yang paling khas adalah Icon of Betrayal karena seringnya ia mengkhianati member lain. Ia juga dikenal sebagai Prince of Asia karena ketika Running Man pergi ke negara-negara Asia lain, Kwang Soo lah yang paling popular.

Song Ji Hyo (송지효) -- Satu-satunya member cewek di Running Man. Sebelumnya Ji Hyo adalah bintang tamu, tapi naik pangkat jadi member. Ji Hyo dikenal dengan nickname Song Ji Yok (Kwang Soo yang memberinya nickname ini karena keseringannya mengumpat), Blank Ji-Hyo (wajahnya yang suka tiba-tiba blank), Ace (dengan kecepatannya, dia menjadi salah satu member terkuat di Running Man), Miss Blank, Monday Girlfriend (Gary as the Monday Boyfriend), dan Bad Ji Hyo (muncul kalau dia sedang marah kepada member lain).

Dan jangan lupakan dua ex-member kece-kece ini:

Song Joong Ki (송중기) -- merupakan salah satu member original Running Man yang harus keluar (hiks) karena jadwal syutingnya. Sering dipanggil Flower Boy dan Brain Joong Ki karena dia ini member paling ganteng (dan paling pinter!) loh, yang ngantuk pasti langsung melek lihat dia :P

Lizzy -- seperti Ji Hyo, Lizzy adalah bintang tamu yang 'naik pangkat' jadi member, tapi hanya bertahan untuk beberapa episode saja karena kesibukan jadwal (Lizzy adalah member After School). Ternyata, Lizzy adalah long-term guest (bintang tamu untuk jangka waktu yang lama) dan dia boleh kembali ke Running Man kapan saja.

 
 Back (L-R): Lee Kwang Soo, Yoo Jae Suk, Song Joong Ki, Ji Suk Jin, Kim Jong Kook
Front (L-R): Song Ji Hyo, Gary, Lizzy, HaHa


Back (L-R): Lee Kwang Soo, Ji Suk Jin, Kim Jong Kook, HaHa, Gary
Front (L-R): Yoo Jae Suk, Song Ji Hyo

Member favorit saya?
Sejak pertama kali nonton Running Man, saya sudah menaruh hati (ceileh) pada Lee Kwang Soo alias si Icon of Betrayal. Waktu itu dia satu tim sama Park Ji Sung dan tingkahnya emang kocak banget. Akhirnya saya memutuskan untuk nonton berurutan dari episode 1, dan Kwang Soo, he is indeed funny and handsome and awkward! Hahaha. Walaupun masih ada Joong Ki, tapi tetep aja hatiku buat Kwang Soo haha.
Oh, dan saya juga suka sama Commander Kim Jong Kook. Look at those muscles! I really want to touch it hihihi. Selain itu Kwang Soo dan Jong Kook punya relationship yang unik karena mereka dipanggil Giraffe dan Tiger.

Lee Kwang Soo
Kim Jong Kook
Setiap episode Running Man memiliki misi yang berbeda-beda, tapi tetap seru dan kocak untuk diikuti. Ayo kita rame-rame kasih applause dan standing ovation buat tim kreatif dibalik Running Man ini. Selain para member dan bintang tamu, yang bikin kocak Running Man itu adalah kru dan staffnya, seperti PD (mungkin singkatan dari Production Director/Producer?) juga VJ (kameramen) yang menyorot aksi para member. Ada juga staff yang paling sering nongol di Running Man, yaitu Dong Wan, yang merupakan FD (still don't know what this means) termuda di Running Man. Dia sering banget didandanin macam-macam, kocak banget deh.
Kalau ngomongin Running Man memang nggak ada habisnya. Mending kalian nonton aja ya biar tau lebih banyak tentang variety show ini.

Running Man is very fun and entertaining show. Just by watching it, you'll feel like you want to join them doing those crazy missions! I'm recommending this show to everyone of all ages, especially who easily get stressed hahaha :D

Don't walk but RUN!

Pics were taken from Google.